Senin, 30 Agustus 2010

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Mata Pelajaran                     :  IPA (Biologi) Kelas/Semester                     :  VIII/1
Pertemuan Ke-                      :  3
Alokasi Waktu                      :  2 jam pelajaran
Standar Kompetensi             :  1.      Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Alokasi Waktu      :  1.2  Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia. Indikator                   :  •       Mengurutkan tahap-tahap perkembangan
manusia.
•      Mendeskripsikan ciri-ciri remaja yang mengalami pubertas, termasuk menstruasi pada perempuan.

I.    Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
A.   menguraikan ciri-ciri balita, remaja, dewasa, dan manula;
B.   mengurutkan tahap-tahap perkembangan manusia (balita-remaja-dewasa- manula);
C.   menyebutkan tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan;
D.   menjelaskan proses yang terjadi saat menstruasi.
E.   menyebutkan hormon sistem reproduksi yang mulai aktif saat masa pu- bertas;
F.   menghindari bahaya pergaulan bebas dan narkoba.


II.  Materi Pokok
•     Pertumbuhan manusia.
•     Balita dan anak-anak.
•     Remaja dan dewasa.
•     Manula.


III. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah
A.    pengamatan atau observasi terhadap manusia;
B.    Diskusi.

IV.  Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-3
A.   Pendahuluan
Guru memberi apersepsi tentang pertumbuhan dan perkembangan pada manusia. Kemudian, guru bertanya, ”Berapa berat badan kalian ketika lahir? Berapa berat badan kalian saat ini? Berapa kalikah kenaikan berat badan kalian saat ini jika dibandingkan saat kalian lahir?”
B.   Kegiatan Inti
1.    Siswa diminta menjelaskan pengertian dari ovulasi.
2.    Siswa diminta membedakan ciri-ciri blastula, morula, dan gastrula.
3.    Siswa diminta membandingan fetus, embrio, dan janin.
4.    Siswa diminta membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas empat siswa. Kemudian, siswa diminta menguraikan ciri- ciri balita, remaja, dewasa, dan manula.
5.    Siswa diminta mengurutkan tahap-tahap perkembangan manusia
(balita-remaja-dewasa-manula).
C.   Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk merangkum tentang ciri-ciri setiap tahap perkembangan manusia.

V.   Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa
A.   buku Konsep dan Penerapan Sains Biologi 2, Tiga Serangkai, halaman
23–27;
B.   lingkungan sekitar sekolah.

VI. Penilaian
Penilaian meliputi tes tertulis dan kinerja.
A.   Tes Tertulis
1.   Buatlah skema yang menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan manusia.
2.   Apakah yang dimaksud dengan menstruasi?
3.   Disebut apakah embrio yang sudah memiliki semua bagian tubuh lengkap, tetapi berukuran kecil (± 7 cm)?
4.   Pada usia berapakah tahap pertumbuhan cepat remaja putra dan putri terjadi?
5.   Jelaskan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria.
6.   Hormon apa sajakah yang berperan dalam sistem reproduksi laki- laki?
7.   Jelaskan perbedaan antara ovulasi dan menstruasi.
8.   Hormon apa sajakah yang berperan dalam sistem reproduksi laki- laki?
9.   Sebutkan organ-organ penyusun sistem reproduksi perempuan dan laki-laki?
10.  Gambarkan secara sederhana alat reproduksi perempuan dan laki-
laki.
B.   Penilaian Kinerja
Penilaian ini dilakukan dengan mengamati seluruh kegiatan siswa satu per satu. Hasilnya dicatat untuk dimasukkan dalam tabel penilaian.

Format penilaian kinerja sebagai berikut: Hari/Tanggal   :   ....
Kelas/Semester    :            ....






No.

Nama
Aspek Penilaian

Jumlah
Tingkat Keaktifan (0–30)
Kemampuan Berdiskusi (0–30)
Kemampuan Merangkum (0–40)
1.





2.





3.





4.





dst.






Mengetahui,                                   Dilaksanakan, ............................
Kepala Sekolah                              Guru Biologi


(                               )                      (                               )
NIP. ................................                 NIP. ................................


















MAKALAH
PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
(Analisis persamaan dan perbedaan antara pembelajaran dan pengajaran)
“Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Biologi”
Dosen : Drs. Muhammad Muttaqin


disusun Oleh:

Mira Siti Fatimah 208 203 942


PENDIDIKAN BIOLOGI /III/ B
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Biologi.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Biologi. Kami berusaha menyajikan materi tentang Pembelajaran dan pengajaran. Dengan ini, kami berharap apa yang kami susun dapat bermanfaat untuk semua pihak, khususnya untuk kami dan umumnya bagi pihak yang membaca makalah ini.
Kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas untuk tugas-tugas selanjutnya.





Bandung, Oktober 2009



Penyusun









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Maksud Dan Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pembelajaran 2
2. Pengajaran 7
3. Persamaan Dan Perbedaan 9
4. Dimensi Belajar 11
BAB III SIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14


BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Masalah pengajaran dan pembelajaran sejak dulu sampai sekarang terus menerus banyak mendapat perhatian dari berbagai kalangan, baik dari pakar ilmu pendidikan, psikologi maupun di kalangan praktisi pendidikan seperti guru, konselor dan pengelola pendidikan.
Dasar pertimbangan utama dan bersifat umum adalah pengajaran danm pembelajaran berlangsung secara interktif seperti halnya belajar dan mengajar yang melibatkan berbagai komponen yang saling konsisten satu sama lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan dan cita-citakan.
Tulisan ini pun mengandung kemungkinan-kemungkinan yang tentunya meminta kepada pembaca untuk melakukan pilihan dilihat dari segi kebutuhan pengajaran dan pembelajaran serta proses pendidikan yang dilandasi oleh situasi pendidikan yang ada.
Tulisan ini mencoba memaparkan tentang pengertian pengajaran dan pembelajaran, komponen-komponen dan juga prinsip dari pengajaran dan pembelajaran
Agar semua tujuan pendidikan yang telah di cita-citakan tercapai maka semua aspek yang terdapat di dalamnya harus dilaksanakan sebaik mungkin.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pembelajaran?
2. Apa pengertian pengajaran?
3. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara pembelajaran dan pengajaran ?
4. Apa saja macam dimensi belajar ?
III. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran
2. Untuk mengetahui pengertian pengajaran
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara pembelajaran dan pengajaran
4. Untuk mengetahui macam – macam dimensi belajar
BAB II
PEMBAHASAN
I. PEMBELAJARAN
A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Beberapa definisi para ahli menyangkut pembelajaran, diantaranya adalah :
1. Dimyati dan Mudjiono, (1999) mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa.
2. Arief. S. S adiman, et al., (1990)., pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam manipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa
3. Iskandar, et al.,(1995) mengartikan pembelajaran siswa. Pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
4. Degeng (1993) adalah upaya untuk membelajarkan pembelajar.

Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran, menyampaikan materi pelajaran, dan mengelola pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, kedudukan guru sudah tak lagi dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dianggap sebagai manager of learning (pengelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu para siswa dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri yang utuh menyeluruh.
B. Komponen – Komponen Pembelajaran
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin di capai dari pelaksanaan pembelajaran. Tidak ada suatu pembelajaran yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir dan prosedur yang di lakukan.

2. Materi Pelajaran
Materi pelajaran merupakan unsure belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, dalam hal ini adalah hasil-hasil yang diharapkan, misalnya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengamalan lainnya.
Materi pelajaran yang diterima siswa harus mampu merespons setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan.
3. Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan materi pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang lebih aktif, bukan guru. Keaktifan siswa tentu mencakup kkegiatan fisik dan mental, individu dan kelompok.

4. Metode
Metode merupakan suatu cara dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran.
5. Media
Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dwyer (1967) berpendapat bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan bahan-bahan audiovisual yang mendekati realitas.
6. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat.
Roestiyah N.K. (1989) mengatakan bahwa sumber –sumber belajar itu adalah :
• Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat)
• Buku/ perpustakaan
• Media massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dan lain-lain)
• Lingkungan alam dan social
• Alat pelajaran (buku pelajaran, peta gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, dan lain-lain)
• Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno)
7. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Aspek evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk menguykur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
C. Teori – teori pembelajaran :
1. Teori essensialis
Teori ini menyatakan bahwa guru harus mengajar siswa dengan pengetahuan inti mata-mata pelajaran essensial dengan jumlah terbatas.
2. Teori Comenius
Materi pembelajaran harus mencakup seluruh pengetahuan manusia, dengan menggunakan “buku-buku ajuar”. Pengetahuan yang baik tumbuh dsri”hokum alam”.
3. Teori Pragmatis
Kunci pembelajaran terletak pada pengembangan kemampuan indra anak-anak, dimulai dari pengalaman konkrit. Indra harus dilatih melalui beberapa tahapan belajar dengan latihan-latihan formal.
4. Teori Progresif
Pengetahuan yang berharga adalah pengetahuan yang memberi kemampuan kepada anak untuk menengani berbagai masalah dan menyiapkan mereka mampu menyelesaikan masalah yang kelak akan mereka temui di tengah masyarakat.
5. Common Sense
Teori Common sense lahir seiring dengan munculnya pengertian baru dari berbagai hasil penelitian dan pengalaman, dan hadirnya teknologi yang memudahkan akses informasi, meningkatkan dogma, memilih yang terbaik dari semuanya dan berfikiran terbuka.

D. Prinsip Pembelajaran
Gordon Dryden dan Jeanette Vos (2000:61) menyebutkan prinsip dasar dalam pembelajaran, sebagai berikut:
1. Efektifitas belajar terkait erat dengan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Pembelajaran mandiri adalah kunci utama
3. Melayani setiap gaya belajar dan mendayagunakan secara optimal fungsi kerja otak.
4. Belajar dengan empat tingkat yakni: pengembangan citra diri dan kepribadian, pelatihan keterampilan hidup, belajar tentang cara belajar dan cara berfikir, dan kemampuan akademik, fisik dan arstistik yang spesifik.
5. Pentingnya pendidikan prasekolah dan orang tua sebagai guru pertama.

E. Karakteristik Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses kegiatan interaksi antar dua unsur manusiawi, yakni: siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai yang mengajar. Proses tersebut memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dengan proses lainnya, yakni sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran memiliki tujuan yakni membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu
2. Adanya suatu prosedur yang direncanakan, dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Adanya kegiatan penggarapan materi tertentu secara khusus, seihingga dapat mencapai suatu tujuan.
4. Adanya aktivitas siswa sebagai syarat mutlak bagi berlangsung proses pembelajaran.
5. Guru berperan sebagai pembimbing yang berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses Interaksi yang produktif.
6. Membutuhkan adanya komitmen terhadap kedisiplinan sebagi pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang ditaati semua pihak secara sadar.
7. Adanya batas waktu untuk menentukan tingkat pencapai tujuan.

II. PENGAJARAN
A. Definisi Pengajaran
Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran di artikan sebagai interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Antara pendidikan, pembelajaran dan pengajaran saling terkait. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang tepat.
Pandangan tentang istilah pengajaran terus-menerus berkembang dan mengalami kemajuan. Tingkat kemajuan ini dapat kita lihat dalam uraian sebagai berikut:
1. pengajaran maksudnya sama dengan kegiatan mengajar
kegiatan mengajar dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Guru memiliki peran yang paling aktif, paling menonjol, dan menentukan. Pengajaran sama artinya dengan perbuatan mengajar.
2. pengajaran adalah interaksi belajar dan mengajar
pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi dan terjalin interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipunn peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya.
3. pengajaran sebagai suatu sistem
pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas daripada hanya sebagai suatu proses atau prosedur belaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung banyak aspek yaitu di antaranya:
a). profesi guru
b). perkembangan dan pertumbuhan siswa (peserta didik)
c). tujuan dari pendidikan dan pengajaran
d). program pendidikan atau kurikulum sekolah
e). perencanaan pengajaran
f). bimbingan di sekolah
g). hubungan dengan masyarakat pada umumnya dan hubungan dengan lembaga-lembaga/ instansi-instansi pada khususnya
4. pengajaran identik dengan pendidikan
proses pengajaran adalah proses pendidikan. Setiap kegiatan pengajaran adalah untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Komponen-komponen Pengajaran
Pengajaran adalah suatu system, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun komponen-komponen tersebut meliputi :
1. Tujuan pendidikan dan pengajaran
2. Peserta didik atau siswa
3. Tenaga kependidikan khususnya guru
4. Perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum
5. Strategi pembelajaran
6. Media pengajaran
7. Evaluasi pengajaran
Proses pengajaran ditandai oleh adanya interaksi antara komponen. Misalnya, komponen peserta didik berinteraksi dengan komponen guru, metode/media, perlengkapan/peralatan dan lingkungan kelas yang terarah pada pencapaian tujuan pengajaran. Komponen guru berinteraksi dengan komponen-komponen siswa, metode, media, peralatan, dan unsur tenaga kependidikan lainnya yang terarah dan berupaya mencapai tujuan pengajaran. Demikian seterusnya, semua komponen dalampengajaran saling berhubungan dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pengajaran. Pada dasarnya, proses pengajaran dapat terselenggara secara lancer, efisien, dan efektif berkat adanya interaksi yang positif, konstruktif dan produktif antara berbagai komponen yang terkandung di dalam sistem pengajaran tersebut.


C. Prinsip Pengajaran
1. Pendidikan bukan mempersiapkan siswa untuk hidup sebagai orang dewasa, melainkan membantu agar siswa mampu hidup dalam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa swbaiknya dididik sebagai suatu kesatuan, sebagai unit organisme.
3. Pendidikan bertujuan untuk memperbaiki kualitas kehidupan.
4. Para siswa belajar dengan berbuat.
5. Secara luas belajar dilakukan melalui kesan-kesan pengindraan.
6. Belajar bergantung pada kemampuan (abilitas) individu siswa.
7. Belajar adalah suatu proses yang berkelanjutan.
8. Kondisi social dan alamiah menyusun situasi-situasi belajar.
9. Motivasi belajar hendaknya bersifat intrinsic dan asli alamiah.
10. Pengajaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan individual.
11. Hubungan-hubungan antara guru dan murid, dan antara murid-murid sendiri dilaksanakan melalui kerja sama.
12. Metode, isi dan alat-alat pengajaran besar pengaruhnya terhadap individu siswa.

III. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
A. PERSAMAAN
1. Sama-sama proses utama dalam rangka meningkatkan kualitas manusia dalam pendidikan
Dalam hal ini keduanya berupaya meningkatkan kualitas dalam segala bidang terutama dalam bidang pendidikan. Keduanya memiliki peran dalam mencapai tujuan yang di cita-citakan.
2. Menggunakan guru sebagai pelaku transfer dan pembimbing
Ada sebagian orang yang berpandangan bahwa peranan guru hanya mendidik dan mengjar saja. Padahal mengajar itu adalah mendidik juga, selain itu juga guru dapat berperan sebagai fasilitator dengan kata lain sebagai pentransfer ilmu pengetahuan dan juga sekaligus sebagai pembimbing.
Guru sebagai pengajar atau yang mentrasfer ilmu pengetahuan bertugas memberikan pengajaran di sekolah (kelas). Selain itu juga guru berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuiakan diri dengan lingkungannya. Dapat kita ketahui bahwa pembimbing yang paling dekat dengan murid adalah guru.
3. Memiliki tujuan untuk perubahan sikap dan perilaku
Siswa merupakan suatu organisme yang hidup dan senantiasa mengalami perubahan. Perubahan merupakan pertumbuhan dan perkembangan, baik jasmani maupun rohani secara terus menerus dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pada dasarnya perubahan ini tergantung pada dua unsure yang saling mempengaruhi, yakti bakat yangt dimiliki siswa sejak lahir dan juga lingkungannya. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis mendorong siswa untuk berubah kea rah yang lebih baik dan juga kea rah tujuan yang di cita-citakan.
B. PERBEDAAN
1. Fokus Usaha Guru
• Pengajaran (teaching) lebih terfokus kepada mengajar(i) atau memberi pelajaran.
• Pembelajaran (instruction) adalah cara atau proses dalam mengajar di dalam memandu dan membimbing siswa dalam suatu pelajaran, siswa di arahkan agar dapat menguasai suatu materi sesuai dengan RPP/ Kurikulum, dan mengharuskan mencapai suatu kompetensi. , yang menjadi pusat dalam pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa adalah sebagai penerima atau dianggap siswa tidak mengetahui apa-apa (komunikasi satu arah).

2. Fokus Hasil
• Pengajaran
Pengajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara guru dan siswa, pengajaran mengacu kepada bagaimana cara mengajarkannya.
Mengenai hasil pada pengajaran didasarkan pada psikologi Gestalt yang memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih belajar secara aktif dan berorientasi pada pengembangan keseluruhan aspek pribadi siswa.
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Jadi, hasil yang akan di raih siswa tergantung pada peran aktif siswa di dalam belajar. Oleh karena itu kriteria keberhasilan di tentukan oleh penguasaan materi pelajaran.
• Pembelajaran
Pada pembelajaran fokus hasil berorientasi pada proses, cara dan segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran, menyampaikan materi pelajaran, dan mengelola pembelajaran.

IV. DIMENSI BELAJAR
1. Sikap dan Persepsi Positif tentang Belajar
sikap dan persepsi belajar sangat mempengaruhi proses belajar. Sikap dapat mempengaruhi belajar secara positif, sehingga belajar menjadi mudah, sebaliknya sikap juga dapat membuat belajar menjadi sangat sulit.
Jika siswa memiliki pandangan yang kurang menyenangkan terhadap kelasnya, maka mereka tidak akan dapat belajar banyak; demikian pula jika siswa memiliki sikap negatif terhadap tugas-tugasnya di kelas maka perolehan belajarnya tidak sesuai dengan yang diinginkan.
2. Berfikir Bagaimana Cara Memperoleh dan Mengintegrasikan Pengetahuan
Dalam upaya memperoleh pengetahuan dan memahami sesuatu, umumnya manusia melakukan satu atau lebih metode untuk memperoleh pengetahuan. Ketika siswa belajar tentang informasi baru, mereka harus dituntun dalam menghubungkan pengetahuan baru tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui, mengorganisasikan informasi tersebut, kemudian menjadikannya sebagai bagian pengetahuannya di Long-term Memory (LTM) yang dikatakan sebagai proses internalisasi
Membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru, mengintegrasi-kannya dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki, dan menyimpannya di dalam memori merupakan aspek penting lain dalam belajar.
3. Memperluas dan Mengembangkan Pengetahuan
Siswa diharapkan mengembangkan pengetahuannya secara lebih mendalam melalui proses perluasan dan pendalaman pengetahuan dengan cara menganalisis apa yang telah dipelajari. Proses analisis dapat dilakukan melalui kajian perbandingan, klasifikasi, abstraksi, induktif/deduktif, mengkonstruksi, analisis kesalahan, analisis perspektif.
4. Menggunakan Pengetahuan secara Bertahap
Menggunakan pengetahuan secara bertahap akan memudahkan kita dalam proses berfikir, karenan dalam penggunaannya dilakukan secara perlahan. Belajar yang dianggap paling efektif adalah ketika pengetahuan digunakan untuk menunjukkan tugas-tugas yang bermakna secara bertahap. Pastikan bahwa siswa memiliki kesempatan untuk menggunakan pengetahuannya menjadi bermakna.
5. Pembiasaan Produktif dalam Hal Berpikir
kita harus membiasakan diri untuk berfikir produktif dan kreatif meskipun ini bukanlah hal yang utama di dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Floem

 
FLOEM
ARTIKEL
“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri pada mata kuliah
Anatomi Tumbuhan
Dosen : Tri Wahyu Agustina, S.P., M.Pd.
Disusun Oleh :


MIRA SITI FATIMAH
208 203 942


PENDIDIKAN BIOLOGI   B / IV
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010


FLOEM

Jaringan pembuluh pada tumbuhan terdiri dari xilem dan floem. Floem adalah jenis jaringan yang ditemukan pada tumbuhan. Seiring dengan xilem, floem membentuk sistem transportasi dalam tanaman. Floem dan xilem benar-benar terpisah dalam sistem transportasi. Keduanya dapat ditemukan di seluruh jaringan tanaman dan masing-masing membawa zat-zat yang berbeda ke dan dari berbagai bagian tanaman. Xilem yang berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah ke daun, dan demikian pula dengan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tanaman.
Berbeda dengan xilem, yang berfungsi daam pengangkutan dalam keadaan setelah isi selnya  mati, sedangkan floem harus dalam keadaan hidup agar dapat berfungsi. Disini, zat hara tidak secara pasif ditarik dalam pembuluh seperti pada xilem sebab gula dan zat hara lain dipompa kedalam pembuluh oleh pompa molekul dalam plasmelema. Dibeberapa tempat tertentu, yakni sumber zat hara,  molekul tertentu dipaksa masuk oleh floem. Sedangkan ditempat lain, yakni pada wadah, molekul dikeluarkan.oleh karena itu, zat hara dapat diarahkan kedaerah khusus untuk mendukung proses pertumbuhan di tempat tertentu, dan dapat pula mencegah pertumbuhan ditempat lain.
Berkembangnya floem sangat penting dalam membantu aktivitas meristem di ujung akar atau batang yang mengakibatkan pohon dapat mencapai ketinggian tertentu. Seandainya tidak ada pengangkutan zat hara kedalam meristem, maka pertumbuhan akan lambat. Jadi, evolusi floem memungkinkan kegiatan tumbuh dan didefensiasi yang lebih cepat dibandingkan dengan keadaan tanpa floem. Selain itu, adanya floem dapat menentukan bagian tumbuhan mana yang perlu tumbuh lebih cepat sebab hasil fotosintesis seperti gula dapat lebih banyak diangkut ke meristem, kebakal daun, ke struktur reproduksi, atau ke tempat penyimpanan cadangan makanan sesuai dengan kebutuhan.
Floem batang biasanya terletak disebelah luar xilem, tetapi pada kebanyakan tumbuhan paku dan sejumlah besar seku dikotil seperti Asclepiadaceae, Cucurbitaceae, Myrtaceae, Apocynaceae, Convolvulaceae, Asteraceae, dan Solanaceae, floem juga ditemukan di bagian dalam xilem. floem yang disebelah dalam xilem disebut dengan floem internal atau  floem intraxiler. Pada suku tertentu, seperti Chenopodiceae, Amaranthaceae, Salvadoraceae, floem juga terdapat dalam xilem sekunder. Tipe floem ini disebut floem interxiler atau floem terkurung.
Seperti halnya xilem, floem terdiri atas berbagai macam sel, dan dari segi perkembangan dibedakan menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer berkembang dari prokambium, sedangkan floem sekunder dari kambium pembuluh. Dalam floem, tak banyak sel mengalami sklerefikasi. Karena letak floem dekat tepi sumbu tumbuhan dan akan terdorong keluar oleh sumbu xilem yang berada di sebelah dalam, maka secara berkala sebagian floem akan tanggal. Sebaliknya xilem di sebelah dalam tak banyak mengalami perubahan.
A.          Tipe Sel Floem
Sel yang bertugas dalam pengangkutan adalah unsur tapis yang terdiri dari sel tapis dan komponen pembuluh tapis. Di dekat sel tapis sering ditemukan sel albumin, sedangkan komponen pembuluh tapis diiringi oleh sel pengantar. Selain itu, terdapat pula parenkim floem, parenkim jari-jari empulur floem, serat floem dan sklereid floem.
1.           Unsur Tapis
Unsur tapis terdiri dari sel tapis dan komponen pembuluh tapis. Dinding unsure tapis biasanya lebih tebal daripada dinding sel parenkima yang berdekatan dan terdiri atas selulosa dan pectin. Sifat paling khas dari unsure tapis adalah adanya daerah tapis di dinding dan pada umumnya inti hilang dari protoplas.
 Daerah tapis merupakan tempat dinding sel yang berpori, dimana terjadi hubungan protoplas antara dua sel yang berdampingan.  Daerah tapis digambarkan sebagai lapang noktah primer termodifikasi dan muncul sebagai depresi di dinding sel tempat kelompok pori-pori berada. Daerah tapis berbeda dari lapangan noktah primer dalam hal benang penghubung pada daerah tapis lebih besar diameternya daripada benang penghubung lapang noktah primer, dan pada daerah tapis, benang penghubung biasanya dikelilingi oleh kalosa.
2.           Sel Pengantar
Sel pengantar disebut juga sel pengiring. Sel ini terbentuk dari sel induk meristem yang sama dengan sel pembuluh.  Sel meristem itu membelah satu atau beberapa kali secara memanjang sarta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel pengantar yang kecil. Ditinjau dari hubungan fungsional dengan komponen pembuluh tapis, maka sel pengantar berhubungan erat dengan komponen pembuluh tapis .










Sel pengantar dibentuk dengan pembelahan pada sel bakal komponen pembuluh tapis, sehingga ada hubungan ontogeni antara komponen pembuluh tapis dengan sel pengantarnya. Pada suatu komponen pembuluh tapis ditemukan sebuah sel pengantar atau lebih dan berada pada satu sisi atau lebih dari komponen pembuluh tapis tersebut.
3.           Sel Parenkim
Parenkim floem yang tidak berhubungan dengan unsur tapis sebagaimana cara di atas, sering mengandung bahan ergastik seperti pati, tannin, dan Kristal. Pada floem sekunder terdapat parenkim floem yang tefak dan parenkim jari-jari empulur.
4.           Sel Sklerenkim
Serat floem sering terdapat pada floem primer maupun sekunder. Pada floem primer, serat terdapat di bagian jaringan sebelah luar. Pada floem sekunder, letak serat mengikuti berbagai pola. Pada serat bias ditemukan sekat melintang. Serat dewasa mungkin masih hidup atau sudah mati. Serat yang masih hidup dapat befungsi dalam penyimpanan cadangan makanan. Sklereid yang sering ditemukan dalam floem berasal dari sklerifikasi sel parenkim.
B.          Floem Primer
Floem primer dibagi menjadi protofloem dan metafloem dengan dasar pemikiran yang sama sebagaimana xilem primer terbagi menjadi protoxilem dan metaxilem. Protofloem menjadi  dewasa  di dalam bagian tumbuhan yang masih mengalami tumbuhan memanjang. Karena itu pembulih tapis di dalamnya meregang dan segera kehilangan fungsinya. Akhirnya sel tersebut hilang tertekan. Meta floem terdiferensiasi kemudian pad tumbuhan yang tidak mengalami pertumbuhan sekunder akan merupakan satu-satunya floem fungsional pada tumbuhan dewasa.
Metafloem terdiri atas pembuluh tapis yang biasanya berdiameter lebih lebar dan berjumlah lebih banyak dari pada protofloem. Sel pengantar biasanya terdapat pada metafloem angiospermae, tetapi umumnya tidak ditemukan searat. Sklerefikasi sel parenkima dapat terjadi sesudah floem tidak berfungsi dalam pengangkutan. Sedangkan pembuluh tapis dapat berkelompok atau ditemukan sendiri-sendiri diantara sel-sel parenkima, atau pada saeperti banyak dikotil diantar sel hidup yang jelas memanjang. Pada species sel-sel memanjang seperti itu merupakan primordium serat. Sementara pembuluh tapis berhenti berfungsi dan menghilang, primordium serat bertambah panjang, membentuk dinding sekunder dan menjadi dewasa. Serat semacam itu terdapat pada tipi luar daerah protofloem dalam banyak batang dikotil dan seringkalu disebut serat pirisekel. Serat protofloem juga ditemukan dakam akar. 
C.          Floem Skunder
Floem sekunder merupakan  bagian yang tidak besar pada batang atau akar. Jumlah floem yang dibentuk biasanya kurang dari jumlah xilem. Istilah kulit kayu dimaksudkan seluruh floem termasuk semua jaringan diluar cambium . floem yang befungsi adalah di bagian kulit kayu ynag paling dalam pada batang berkayu dan akar.
Floem sekunder pada dikotil  bervariasi, baik dalam susunan, komposisi dan ukuran sel ataupun dalam sifat-sifat floem longitudinal. Pada system aksial, pembukluh tapis, sel penganter dan sel paremkima dapat merupakan bagian yang selalu ditemukjan. Serat dapat pula tidak ditemukan seperti pada aristolocia. Jika ditemukan  serat, dapat tersebar atau berkelompok-kelompik atau menjadi lapisan-lapisan tangensial.
Jari-jari empulur menyerupai jari-jari empulur xilem dan dapat tersusun berseri satu atau berseri banyak, tinggi atau rendah. Jari jari empulur terdiri atas sel parenkima, namun dapat mengandung sklereida atau parenkima tersklereida dan berkristal. Pada bagian floem yang lebih tua, jari-jari empulur  dapat mengalami dilatasi sebagai reaksi terhadap penambahan keliling sumbu. Dilatasi diakibatkan oleh pembelahan radial antiklinal dan pembesaran tangansial dalam sel. Biasanya dilatasi terbatas pada beberapa buah jari-jari empulur saja. Yang lain tetap selebar seperti pada keadaan awal cambium pembuluh.
Dilatasi jari-jari empulur merupakan salah satu cirri floem tua. Pembuluyh tapis dapat sama sekali terkan atau tetap terbuka dan terisi dengan udara. Sel parenkima sering kali membesar dan karenanya menekan pembuluh tapis atau masuk kedalam lumen sel tersebut menghasilkan tilosoid. Apabila jaringan mengarut karena banyaknya sel yang rebah, maka jari-jari empulur melengkung dan tidak lurus. Sel parenkima floem dapat meneruskan penyimpanan pati sampai terpisah oleh periderm.

DAFTAR PUSTAKA

1.       Estiti B. Hidayat. 1995. ANATOMI TUMBUHAN BERBIJI. Bandung : ITB.
2.       Kimball. John W. 1983. BIOLOGI Jilid 2. Jakarta: Erlangga
3.       Sri Mulyani E.S. 2006. ANATOMI TUMBUHAN. Yogyakarta : Kanisius.
4.       Susetyoadi setjo; dkk. 2004. ANATOMI TUMBUHAN. Malang : Jica Universitas Negeri Malang.