Selasa, 04 Januari 2011

Sejenak aku menutup buku tulisku,
Menggapai keyboard dan mulai menari di atasnya.
Aku bercerita pada Tuhan…
Aku Mengirimkan senyum manisku untuk Tuhan
Sebagai ucapan terima kasihku..
Aku Berteriak.. “Tuhan Aku Bahagiaaaaa”
Aku bahagia Tuhan ketika Catatanku pulang dengan tanda Tanya bertinta merah
Jerih payahku tak lagi sia-sa…
Ada sedikit goresan tinta merah di buku putih ku…
Meskipun terkadang yang dia lihat hanya akhir
Tak perduli bagaimana aku menghabiskan hampir seluruh malamku untuknya,
untuk membahagiakannya.
Aku bahagia dia memberiku tanda Tanya bertinta merah…

Desember 2010

Selamat Tinggal Si Hitam Berkulit Jeruk

Malamku begitu sepi…
Kemana tumpukan buku dan hamparan kertas itu??
Bunyi raungan mesin printer pun tak terdengar lagi…
Begitu hening malam ini…
Dentuman keyboard pun tak ku dengar lagi…
Sepertinya jari-jari itu tengah bosan menari-nari di atas deretan alphabet..
Tak ada suara gumaman yang tak begitu jelas terdengar..
Tak ada rintihan yang menyuarakan “aku bosan dengan ini”…
Semuanya hening malam ini….
Tak ada yang berteriak-teriak “hai giliran akau malam ini”
Yang mana yang perlu ku jamah terlebih dahulu malam ini..
Si kulit jeruk atau si hitamkah yang harus kupilih..??
Untuk Mengantarkan pesan Ku untuk Si Tuan…
Sebelum si Tuan mengeksekusi dan merampas mereka….
Namun kali Si kulit jeruk dan si hitam kini telah diam membisu..
Diam mematung ,, tergeletak terbujur kaku…
Padahal tak sedikit yang ku korbankan …
Banyak waktu yang ku berikan untuk menemani nya..
Untuknya tak ku perdulikan rintihan lambungku
yang bernyanyi dengan iringan musik dag dig dug
hanya memejamkan kedua mataku dalam beberapa menit…
aku rela melakukan ini untuknya,,,
tapi,, si hitam dan si kulit jeruk sepertinya tak berkata jujur pada sang Tuan..
dan akulah yang menjadi bulan-bulanannya…
ketika dia tak mau membaca surat yang kutulis untuknya,,
yang ku titipkan pada si kulit jeruk dan si hitam….
yang berisi rangkaian kata terindah …
terbuat dari deretan alphabet yang kusulap menjadi bait-bait puisi penuh makna…
namun tetap saja sang Tuan tak mau membaca Surat Ku..
Hai Kulit jeruk dan Si hitam katakan padanya,,,
Betapa aku bersusah payah menulis surat ini…
Dengan kesungguhan..
Ketulusan dan Amarahku…
Aku ingin Si Tuan membalasnya.. walau hanya dengan Satu Huruf saja….
Aku Merasa Sepi Malam ini Ketika si Kulit Jeruk dan si Hitam Telah Mati dan Berbaris dalam Tumpukan Surat-surat ku…
Tak ada yang menemani malamku dan tak ada lagi yang mengirimkan Suratku padanya….

Pencarian Bulan Desember

Desember hampir usai
Aku tak ingin malam ini cepat berakhir
Berikan aku waktu lebih panjang
Pencarian ku belum masih belum berakhir
Aku tak menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku
Aku belum puas hidup di Desemberku
Terasa begitu singkat…
Desember kali ini terasa asing…
Aku merasa kehilangan diriku sendiri
Di tengah senyum dan tawa bahagia ku
Aku merasa ada yang hilang dari diri ku
Entah apa.. namun aku merasa begitu kehilangan
Tuhan.. aku ingin semuanya kembali seperti dulu..
Dengan bibir yang begitu kaku untuk ku sunggingkan…
Namun hatiku tertawa bahagia…
Dan aku tak ingin semuanya berakhir
Dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih menikam ku….
Siapa aku sebenarnya..????

hari kematianku...

Setelah hari itu..
Hari dimana kematian ku datang..
Aku bungkam tak dapat memuntahkan semua kata yang memenuhi mulutku…
Otakku mengeluarkan asap tebal nan hitam kelam…
Tubuhku menggigil,
mulutku beku…
Aku dikerangkeng,
aku dikurung.,..
sepi,
sendiri,
dan aku tertawa.
Ingin kupecahkan isi kepalaku agar kau memahami apa yang kupikirkan…